Thursday, October 10, 2013

1 Apakah aku jatuh cinta pada “GOOGLE SKETCHUP” ?


Sudah 4 hari waktu saya tersita oleh sebuah program baru yang saya kenal "GOOGLE SKETCHUP" program ini menurut saya oke banget terutama untuk kebutuhan gambar-gambar instant seperti gambar-gambar untuk pendukung metode kerja dalam proyek konstruksi misalnya. Kita bisa membuat detail-detail secara cepat dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Soal tampilan tidak terlalu jelek. Kalau kita bandingkan dengan 3D studio Mungkin belum saatnya. Tapi dalam beberapa hal Google sketchup sangat oke.


Soal kecepatan dan kemudahan dalam penggunaan, saya berkeyakinan anak seusia SD kelas 5 pun bisa diajari, saking gampangnya. Coba Anda bayangkan, saya bisa membuat sebuah model rumah 3D sudah lengkap dengan pewarnaan dan materialnya bisa saya selesaikan hanya dalam waktu 4 jam saja dari mulai saya Installasi program pengenalan tools, kemudian saya coba mebuat model rumah yang cukup detail. Seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Tampilan yang sederhana dari interface program bukan berarti program ini minim dengan fitur. Sekarang saya percara dengan kata-kata temen saya yang telah lebih dulu menggunakan program ini, bahwa sejak dia menggunakan google sketchup agak sungkan belajar program 3D yang lain seperti 3D Studio Max yang sarat dengan perintah dan tombol sehingga jika tombol semuanya ditampilkan mungkin seluruh area kerja akan tertutup dengan tombol-tombol tersebut.

Hanya dengan 17 toolbar standard saya sudah bisa membuat gambar seperti di atas. Hasil yang cukup luar biasa masih kalah banyak dengan toolbarnya Microsoft word yang sering kita pakai. Sekilas mungkin lebih mirip dengan Microsoft Paint program bawaan pengolah image dari windows.
Kelebihan lainnya file yang dihasilkan juga cukup hemat tempat file model di atas hanya memerlukan ruang hardisk sebesar 430 KB saja. Bandingkan dengan file mdel yang dibuat dengan AutoCAD, mungkin bisa mencapai 2-3 MB hampi 7 kali lipatnya.
Kita juga bisa berbagi dengan program lain yang lebih popular seperti AutoCAD, atau 3D Studio. File Sketchup dapat diexport ke AutoCAD atau 3D Studio. Sebaliknya Google sketchup juga bisa import file DWG. Luarr… biasa.
Disamping file yang dihasilkan sangat kecil, keseluruhan program yang terinstall juga luar biasa kecil. Diera program Giga google sketchup masih menawarkan installer program yang sangat kecil tidak lebih dari 60 Mb saja. Jika sudah terinstalasi munkin kisaran 100 Mb. Masih sangat kecil jika kita bandingkan denga 3D Max atau AutoCAD bisa mencapai 2 GB.
Yang lebih asyik adalah dukungan librarinya yang super gampang karena sudah terintegrasi dengan monster mesin pencari GOOGLE. Hanya dengan satu kali klik saja pada tombol Get Model Anda akan tersambung dengan gudang model. Anda tinggal pilih model yang Anda butuhkan. Mulai dari Lansekap, interior, hardware property, furniture dan masih banyak lagi. Model itu subangan dari para penggila yang kreatif dari google sketchup.
Sebaliknya Anda juga bisa mempublikasikan karya Anda dengan sangat mudah seperti Anda mengunduh model library.
Pada akhirnya semudah papaun semua akan kembali kepada kreatifitas kita masing-masing, akan tetapi paling tidak sebelum ide kita hilang karena terkendala dengan operasional program yang rumit, ada baiknya Anda mencoba program ini untuk lebih mempercepat mewujudkan ide Anda.
Selamat mencoba.

0 BUKU ITU SUDAH KADALUARSA

Kalau inget waktu sekolah di SMP dulu, rasanya sok-soan banget kalau aku nulis buku untuk diterbitkan. Rasanya gak pernah saat itu dapet nilai lebih dari 7. Nilai 7 itu sudah paling bagus. Masih inget saat dapat tugas untuk mencatat atau merangkum apa yang disampaikan dalam acara bimbingan Bahasa Indonesia yang ditayang kan TVRI saat itu. Tulisanku selalu jelek. Dan karena tulisan yang bentuknya “cakar ayam” tidak runtut. Celakanya saat diminta guru untuk membacakannya sendiri di depan kelas seringkali banyak tulisan yang tidak bisa ku baca. Padahal itu tulisan ku sendiri.
Anyway okelah tulisan ku dulu jekek dan gak bisa di baca. Apapun kata hati saat bertekad untuk membuat sebuah buku dan buku itu untuk diterbitkan, aku gak peduli. Aku bertekad dan mulai menulis dan menyusun buku yang ingin ku terbitkan. Dengan segenap kemampuan ditambah pengalaman yang ada. Tulisanpun dimulai. 1 Bab, 2 bab, 3 bab…. Sempet macet .. kehabisan ide, sempat juga merasa frustasi karena dead line dari penerbit hampir habis. Kira-kira 2 minggu lagi draft narkah harus sudah masuk.
Saya baca bolak-balik, rasanya jelek sekali tulisan itu. Beberapa kali pihak penerbit telpon menanyakan bagaimana kemajuan tulisanku. Mereka bilang.. coba saja kirimkan dulu tulisan yang sudah jadi. Dengan sedikit perasaan tidak “pede” aku kirimkan juga tulisan itu. Besoknya dipanggil untuk mengambil koreksi tulisan yang ku kirm. Masih dalam keadaan blank ide. Aku perbaiki dulu tulisan itu. Saat memperbaiki tulisan itu, beberapa ide mulai muncul kembali.
1 Minggu kemudian begadang kegilaan untuk segera menyelesaikan tulisan itu. Beberapa kali istriku bilang kamu kok sering ngigau gak karuan. Ku bilang, mungkin aku terlalu konsen dengan kerjaan hingga terbawa mimpi.
2 minggu lewat 3 hari kemudian tulisan rampung juga walaupun masih sangat acak-acakan. Saat itu sudah gak peduli lagi, tulisan itu mau diterbitkan atau tidak. Tulisan segera dikirim.
3Hari kemudian aku dipanggil untuk mengambil draft naskah yang sudah dikoreksi sana sini, dan minta untuk segera diperbaiki. Mereka bilang tulisanmu bagus dan layak untuk diterbitkan dengan pertimbangan, buku sejenis balum ada di pasaran. Sedikit harapan walaupun tidak sepenuhnya yakin aku coba perbaiki sedikit demi sedikit. Kira-kira 4 hari koreksi tulisanpun selesai. Dan segera diserahkan kembali ke penerbit.
1 minggu ku tunggu, 2 minggu… hingga 3 minggu, tulisanku belum juga terbit. Dengan perasaan sedikut putus asa, yaaa. Sudahlah kalaupun memang tidak terbit, paling tidak aku sudah memenuhi keinginan atau mungkin yang pass adalah memenuhi tugas.
Tepat sebulan aku di telpon.. kalau bukunya sudah dicetak, tapi belum di louncing ke toko buku. Aku diminta ke kantornya untuk mengambil 10 ex bonus untuk penulis.
Aku tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaanku saat itu. Girang bercampur haru, dan sedikit malu atau lebih tepatnya merasa sedikit beban moral. Bagaimanapun buku itu akan dibaca banyak orang, mulai dari orang yang betul-betul awam hingga expert dibidang itu. Apalah mau dikata buku sudah terbit dan dalam waktu dekat akan segera di pajang di rak-rak toko buku.
Kini buku itu mungkin hampir kadalauarsa karena sudah terbit beberapa buku sejenis yang isinya mungkin lebih baik dari yang pernah aku tulis. Walau demikian rasanya kenangan saat menulis buku itu tidak akan pernah kadaluarsa.
 

Belajar Otodidak Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates